fbpx
reflecto
Psikologi Warna Dalam Arsitektur
Psikologi Warna Dalam Arsitektur

Warna dalam arsitetkur tidak hanya merepresentasikan warna-warni, dekorasi ataupun estetika saja, namun juga dipakai untuk menciptakan dan merepresentasikan kesan pada area desain dan juga sebagai pembatas maya antar ruangan ataupun area desain. Hal ini disebabkan oleh proses otak manusia yang mampu menerima dan mengkritik suasana secara objektif dan subjektif. Selain itu, penggunaan warna pada suatu desain juga mempengaruhi kelakuan, karakter, kenyamanan dan juga pengalaman penggunanya.

Pembagian warna dibagi kedalam beberpa tingkat, yaitu:

Primer

Warna pokok yang menghasilkan warna lainnya, terdiri dari merah, biru, kuning


Sekunder

Warna yang dihasilkan dari campuran dua warna primer, terdiri dari oranye, hijau, ungu/violet


Intermediate

Warna yang terletak diantara warna primer dan sekunder pada lingkaran warna, terdiri dari merah violet, merah jingga, kuning jingga, kuning hijau, biru hijau, biru violet

Tersier

Warna yang dihasilkan dari pencampuran warna primer dan sekunder, terdiri dari coklat merah, coklat kuning, coklat biru


Kuarter

Warna yang dihasilkan dari campuran dua warna tersier, terdiri dari coklat jingga, coklat ungu, coklat hijau


Selain itu, pengelompokkan warna juga terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:

Wana Netral

merupakan warna yang tidak mempunyai kemurnian warna, tidak termasuk kedalam kategori warna primer maupun sekunder.


Warna Kontras

warna yang saling berlawanan satu dengan lainnya, umumnya saling bersebrangan antara warna primer dan sekunder.


Warna Panas

tone warna hangat seperti merah, oranye, kuning


Cool dingin

terdiri dari warna biru, hijau, ungu/violet


Warna juga merupakan persepsi sensorik, dan oleh sebab itu, warna mempunyai efek simbolis, dan emosi. Logika ini telah dibuktikan oleh studi secara ilmiah, karena tubuh dan pikiran adalah satu kesatuan sehingga aspek neuropsikologis, efek psikosomatis, ergonomi visual, dan efek psikologis warna merupakan komponen dari ergonomi warna. Terdapat 3 aksi yang mampu dicapai dalam permainan warna yaitu:

  • Menarik perhatian dan memberikan impresi kepada pengguna
  • Mengandung banyak ekspresi, mampu menciptakan reaksi dan juga emosi kepada pengguna
  • Memperoleh nilai simbolis, setiap warna yang berbeda mengandung arti yang berbeda pula


Dalam arsitektur, permainan warna yang berbeda pada komponen dinding, lantai dan juga plafon akan menghasilkan efek visual dan suasana yang berbeda-beda pula. Misalnya, jika kita mengaplikasikan warna yang gelap pada plafon maka ruangan tersebut akan terkesan lebih rendah, jika mengaplikasikan warna pada dinding tengah ruangan maka akan menciptakan impresi pemendekan spasial namun sebaliknya jika kita mengaplikasikan warna pada keseluruhan dinding maka persepsi ruangan yang lebih panjang dari bentuk fisik aslinya akan tercipta.


Selain faktor psikologi, warna dalam arsitektur juga mempunyai tujuan lainnya untuk dicapai dalam suatu proyek. Misalnya pada proyek dengan pengguna utama anak-anak, pemilihan warna yang sesuai akan dilakukan untuk memotivasi psikologi anak dan perkembangan sensorik pada anak. Lalu, apabila proyek yang berhubungan dengan kesehatan misalnya rumah sakit, maka pemilihan warna akan disesuaikan dengan warna yang memberikan kesan ketenangan. Dan misalnya pada proyek perkotaan, umumnya pemilihan warna akan disesuaikan dengan yang memberikan kesan restorasi, menghidupkan kembali, dan atau identitas spasial area pada perkotaan itu.

Seorang arsitek harus mampu mempertimbangkan efek - efek warna yang akan terjadi saat dipadukan dengan elemen konstruksi bangunan, mulai dari elemen utama dalam konstruksi seperti kayu, batu, beton, bata, batu alam hingga variasi warna pada pintu, jendela dan dinding. Sebab kesan suatu warna dan pesan yang akan disampaikan sangat penting dalam menciptakan suasana ruang yang nyaman dan mendukung.

Berikut merupakan warna primer dan sekunder berserta perwakilannya dalam psikologi warna yang bisa kamu pertimbangkan dan kembangkan saat mendesain.

  • Biru, memberikan kesan positif, percaya diri, dan aman. Sering digunakan pada bangunan komersial maupun perkantoran.
  • Merah, memberikan kesan berenergi, kegembiraan, impulsif, dan bertindak. Umumnya warna merah digunakan pada area komersial seperti toko atau outlet makanan cepat saji.
  • Kuning, memberikan kesan optimis, penasaran, riang, dan cerah. Sering digunakan pada area publik, komersial seperti restoran untuk menarik perhatian pejalan kaki.
  • Oranye, memberikan kesan kreatif, euforia, dan antusiasme. Sering digunakan pada lingkungan kreatif, seperti kantor dan sekolah.
  • Hijau, menimbulkan ketenangan, menghibur dan ketentraman. Umumnya banyak digunakan di ruang yang terkait dengan kesehatan seperti rumah sakit dan pusat relaksasi.
  • Ungu, memberikan kesan kesejahteraan, ketenangan, dan kelembutan.

share:


recent post :

How to Choose a Good Quality Wooden Floor
Cara Memilih Lantai Kayu Berkualitas
Memahami Produk Tahan Panas: Pengukuran dan Metrik Utama